Комментарии:
Terima kasih atas pencerahan nya pak, salam dari Gayo.
ОтветитьPendek-pendek kali ceritanya
ОтветитьEdukasi Histori penting bagi generasi bangsa khususnya anak-anak milenial, kita mampu menarik minat mereka untuk belajar sejarah bangsanya sehingga dia dapat mengenal jati diri dan asal usul dirinya..
semoga sehat selalu 👍
Apakah gelar “Meurah” berasal dari Linge sedangkan orang-orang yg memakai nama Meurah hingga sekarang umumnya adalah orang-orang Suku Aceh. Bahkan di pesisir Minangkabau pun. Gelar “Marah” di pesisir Minangkabau lebih dihubungkan dengan Aceh dibandingkan dengan Gayo. Bahkan Sultan-Sultan Inderapura di Sumatera Barat yg di jaman Belanda diangkat sebagi Regent atau sekelas bupatinya pun yg terakhir masih bergelar “Marah”. Ulhee Balang di Aceh sih menurut saya lebih kepada penguasa di bawah Sultan semacam “keadipatian” di Jawa atau “daimyo” di Jepang. Ulheebalang lebih dianggap Raja Kenegerian yg masa itu memang belum ada pemisahan antara pemerintahan sipil dengan pemerintahan militer.
ОтветитьSaya bukan orang Aceh, tapi sangat mengagumi politik keistimewaan daerah, sejarah dan budaya Aceh. Channel ini sangat bermanfaat dan bagus infografisnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat umum Aceh ataupun Indonesia.
Semoga tambah banyak subscribernya. Saran saya ketika ada sesi ngobrol dengan narasumber di video2 sebelumnya, semisal narasumber tersebut memakai bahasa Aceh, bisa diberi subtitle bahasa Indonesia.
Gelar "Marah" di Minangkabau, itu artinya apa dan kata itu apakah berasal dari Aceh juga? Mohon pencerahannya bapak sejarahwan, trmksh
ОтветитьLawan tanding teuku abeuk bukan dengan gossenson pak..tapi dengan letkol brengent
ОтветитьDUEL MAUT TEUKU ABEUK VS LETNAN J H J BRENDGEN
TEUKU Abeuek, Uleebalang di Pameue, Aceh Barat, sudah lama jadi sumber kekesal-an penguasa Belanda pada 1920-an. Dia dicurigai membantu logistik pejuang, tapi selalu pintar mengelak tuduhan. ”Mengapa Teuku membantu orang-orang muslim dengan memberi makan?” Sang Teuku menjawab, ”Tuan harus mengerti, di Aceh tak seorang pun tamu keluar dari rumah dengan perut lapar. Itu adat Aceh. Saya wajib menghormati tamu dengan menyuguhkan nasi.” Berulang kali interogasi semacam itu terjadi, berulang kali Belanda kena batunya. Menolak alasan si Teuku bisa dikira tak peduli adat. Padahal, pemerintah kolonial tegak justru dengan cara dan legitimasi menjunjung adat. Pernah Tk. Abeuek menyindir dengan lembut: ”Tuan musti tahu, di negeri kami, para musafir kami ukur jarak dan lamanya mereka bepergian. Saya tak boleh ber-tanya apa dia seorang muslimin (pemberontak), apa bukan. Tapi, sebagai seorang beradab, saya wajib memberi bekal
Sejak perang panjang 1873, Aceh pada 1920-an mulai- mantap. Uleebalang, sebagai pejabat tinggi Belanda- dan tokoh yang disegani masyarakat lokal, tak boleh ditangkap- begitu saja. Balans politik kawasan bisa terancam di ujung tanduk. Maka harus dicari akal untuk menghabisi Tk. Abeuek, dan terpilihlah perwira dari satuan elite marrechausse, Letnan Infanteri J.H.J. Brendgen. Uniknya, Brendgen menyiapkan tugas dengan saksama. Diam-diam dia pergi ke Bandung, belajar ilmu pe-dang. Kembali ke Aceh, dia mengundang Tk. Abeuek ”ber-adu tangkas, menarikan pedang”. Tk. Abeuek kontan menyanggupi. ”Syaratnya, yang kalah harus mati,” usul Brendgen. ”Setuju!” Teuku menyahut,
Duel pun berlangsung. Letnan Brendgen kagum melihat- Tk. Abeuek mengayun pedang. Lama berlaga, gelang ta-ngan Brendgen lemas. Pedangnya terpelanting. Tubuhnya terkulai, Brendgen mengaku kalah, ”Teuku, bunuhlah aku!” Tk. Abeuek menjawab, ”Ambil pedangmu!” Brendgen tetap minta dibunuh, dan si Teuku tetap menolaknya. Akhirnya, Tk. Abeuek mengajak Brendgen makan bersama rakyat. Di tengah kenduri besar, Brendgen bertanya ”Mengapa Teuku tak mau membunuhku?” Teuku menjawab, ”Karena Tuan tak mau ambil pedang.” Walhasil, duel dan kenduri itu berubah menjadi momentum perdamaian terhormat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Brendgen menghormati kesepakatan kematian, dan Tk. Abeuek, selaku kesatria, puas: duel itu tak berakhir dengan membunuh lawan tak berdaya. Kisah nyata yang tersimpan lama di memori lokal itu kini marak, seperti dituturkan oleh Ramli A. Dally, mantan pegawai Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), yang mendengarnya dari Brendgen sendiri, pada 1970-an. Brendgen belakangan dikenal menghormati dan mencintai Aceh, fasih berbahasa Aceh, bahkan pandai ber-azan. Kini, di gerbang kuburan Kerkhof, Banda Aceh, terukir ”J.H.J. Brendgen. Vriend van Atjeh” (sahabat Aceh)
Brendgen sebenarnya dikubur di Belanda. Foto: Brendgen terukir di gerbang Kerkhof Sekarang,
Bagaimana dg gelar Banta pak,,,
ОтветитьIni cwrita dari satu sumber..mohon mungkin ada sumber lain tentang kata2 Meurah ini,kenapa kebanyakan malah orang Aceh yg guna kata Meurah berbanding urang Gayo..
ОтветитьSaat raja jempa sudah ada sebutan merah dan masa perlak sedangkangkan linge belakangan mana yg betul
ОтветитьMana yg betul Dok menurut saya ini keliru
ОтветитьAmpoen abeuk orang Aceh tengah. Bukan Aceh barat.
ОтветитьSulur adalah kosa kata melayu sinonim tunas atausesuatu yg menyulur salam dari melayu riau terima kasih.
ОтветитьDi Tapanuli selatan meurah di ucap MARA....Mara halim harap, Mara soman dll terima kasih.
ОтветитьMenurut silsilah keturunan Sultan-Sultan Melayu, yang dikeluarkan oleh Kerajaan Brunei Darussalam dan Kesultanan Sulu-Mindanao, Kerajaan Islam Jeumpa dipimpin oleh seorang Pangeran dari Parsia, yang bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman yang kawin dengan Puteri Mayang Seulodong
dan memiliki beberapa anak, antara lain Syahri Poli, Syahri Tanti, Syahri Nuwi, Syahri Dito dan Makhdum Tansyuri yang menjadi ibu daripada Sultan pertama Kerajaan Islam Perlak yang berdiri pada tahun 805 Masehi.
Menurut penelitian Sayed Dahlan al-Habsyi,
Syahri adalah gelar pertama yang digunakan keturunan Nabi Muhammad di Nusantara sebelum menggunakan gelar Meurah, Habib, Sayid, Syarief, Sunan, Teuku dan lainnya. Syahri diambil dari nama istri Sayyidina Husein bin Ali, Puteri Syahribanun, anak Maha Raja Parsia terakhir yang ditaklukkan Islam.
jadi di mana sangkut paut dgn gayo,
😀😀😀
Linge bapak ku bukan lingge
ОтветитьKata dari sultan itu adalah anak dari diraja.. klu sultanah itu adalah wanita klu wali itu adalah masih garis tapi sudah bercampur.. dan begitulah seterus nya . ..panjng klu di bahs... tetang itu semua sejarah2 di masa lalu.. dan bercampur nya byk atau perkawinan silang atau yg lain
ОтветитьNama nama kota aceh banyak dari bahasa gayo. Langsa. Biren. Teluk semawe. Sigli dll
ОтветитьMarah itu dari bahasa Arab amirrra atau pangeran manapula dari bahasa Gayo ...
Anggab diri sejarawan tulen tapi pikiran fanatik buta pada suku Gayo.... Banyak bohongnya
Yang berpengaruh itu Aceh bukan Gayo jangan membalikan fakta Gayo itu wilayah hanya secuil yg besar itu orang Melayu Campa yg telah berbudaya tinggi. Orang Campa/acam/Aceh inilah penduduk asli Aceh dan mereka ditambah melalui perkawinan dengan pendatang Timur-Tengah ,Turki dan Asia Selatan.
Salah besar kalau bilang penduduk asli Aceh Gayo. Cuma kalau wilayah Gayo memang penduduk aslinya memang. Gayo yang wilayahnya kecil, masih ada alas dan Karo.
Channel ini keren...
Smoga makin berkembang....
salam daro gayo ❤
ОтветитьPak doktor ini mngkin orang gayo ya,,,kayaknya sllu condong ke gayo bnyak yg ga tepat sejarah nya,,,
ОтветитьSaya senang dan bangga banyak cendikiawan Aceh memamparkan Sejarah Aceh masa lalu.
Perlu para Sejarawan & Cendikiawan Aceh membuat Manual Book tentang Membangun Aceh secara total seperti apa model dan solusinya saat ini yang tidak melupakan sejarah masa lalu.Semoga mendapat perhatian semua kalangan Aceh loen sayang
Mntap
ОтветитьAlhamdulillah❤masyarakat jadi banyak tahu
ОтветитьDalil nya sejarah yg andan surah,,,
Satu bab sejarah, satu bab dalil.
Jangan asal koar bos😂
10000 ribu tahun sebelum masehi,, sudah ada manusia si aceh timur di daerah kuta binje,,,
Bukti sejarah ada penemuan benda purbakala alat pertanian....
Suke asli dari aceh
Doktor sejarah gadungan, teori2 yg disampaikan dr berbagai kontennya tdk layaknya seorang pakar dg gelar Doktor, banyak kali penyimpangan ttg sejarah Aceh oleh Doktor satu ini. Kpd netizen mohon tdk menelan bulat2 apa yg disampaikan oleh Adli Abdullah ini.
ОтветитьBerarti hulubalang penghianat lah
ОтветитьIni betul saudara
Secara akademis nasional
Bahwasanya ras tertua bangsa Aceh itu Gayo..
Bukan karang karangan..
Lihat dari segi kasat mata dan tidak kasat mata juga..
Orang "pendahulu/terdahulu bangsa Aceh,, mengatakan seperti itu,, dengan peninggalan sejarah di Aceh ..
Salam damai sejahtera rukun selalu.. ingat Aceh bukan suku tapi lebih tepatnya bangsa..kalau bahasa sekarang seperti negara dulunya.
Misteri Meurah Pupok yang Malang
Makam Pangeran Pocut Meurah Pupok atau pangeran tuwanku Abdul Jalil putra Sultan Iskandar Muda korban fitnah
Oleh Thayeb Loh Angen.
Meurah adalah julukan raja-raja di Aceh sebelum datangnya agama Islam. Setelahnya, gelar Meurah berganti dengan Sultan. Meurah Pupok memiliki nama panggilan sayang, yaitu Poteu Tjoet (Pocut). Poteu artinya “raja”, sedangkan Tjoet artinya “kecil”. Meurah Pupok adalah putra kesayangan Sultan Iskandar Muda.
Kematian Meurah Pupok adalah salah satu malapetaka terbesar dalam Kesultanan Aceh Darussalam. Ketika para pembantunya menanyakan kepada Sulan Iskandar Muda, mengapa hingga sampai hati melaksanakan hukuman pancung pada anak laki-lakinya yang telah dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan beliau sebagai Sultan Aceh nantinya, maka Sultan menjawab,
“Matee aneuk meupat jirat, tapi matee hukom pat tamita”.
(tewas anak dapat ditandai makamnya tapi bila hilang hukum akan dicari kemana).
Meurah Pupok, putranya tersebut merupakan satu-satunya penerus Kesultanan Aceh. Berdasarkan literatur Bustanussalatin dan keterangan dari pamplet yang tertera di makam Meurah Pupok di Komplek Peutjut (Kherkoff).
Malapetaka itu berawal ketika seorang tentara asal Pedir melaporkan bahwa Meurah Pupok telah berzina dengan istrinya. Ia mengaku telah membunuh perempuan tersebut. Ia meminta keadilan Sultan Iskandar Muda supaya membunuh Meurah Pupok demi keadilan. Sultan Iskandar Muda ingin menyampaikan itu kepada Qadhi Malikul Adil sebagai ketua mahkamah kesultanan. Namun Putri Kamaliah atau Putroe Phang bersikeras bahwa sultan bisa melakukan hukuman itu sendiri.
Sebelum eksekusi pancung dilaksanakan, keputusan ini telah dicegah oleh banyak pihak dalam istana Darud Dunia termasuk Seri Raja Panglima Wazir Mizan (Menteri Kehakiman Kerajaan Aceh) dengan membujuk agar hukuman itu tidak dilaksanakan. Tetapi Putri Kamaliah tetap bersikeras bahwa Meurah Pupok harus dipancung. Sultan Iskandar Muda tidak percaya tuduhan terhadap putranya yang ta’at tersebut, namun karena desakan Putri Kamaliah dan orang di sekelilingnya, maka tanpa pengadilan Meurah Pupok pun dipancung di hadapan ribuan masyarakat banyak.
Setelah Meurah Pupok dibunuh, sehari setelahnya Sultan mengangkat Iskandar Tsani sebagai putra mahkota penggantinya. Tak lama setelah itu, Sultan Iskandar Muda wafat karena sakit yang menurut dugaan orang terpercayanya, ia diracun. Satu pihak lagi mengatakan bahwa penyesalan karena membunuh anaknya sendiri tanpa kesalahan membuat ia kehilangan semmangat hidup. Maka lemahlah pemerintahan kesultanan saat itu.
Karena Iskandar Tsani telah diangkat sebagai putra mahkota, maka ia diangkat sebagai sultan Aceh pengganti Iskandar Muda. Namun, Putri Safiatuddin mencium ketidak beresan itu. Bagaimana sebuah peristiwa bisa begitu aneh, orang-orang yang dicintainya meninggal dalam waktu hampir bersamaan. Karena tidak percaya abang kesayangannya berzina, maka ia dan pengawal terpercayanya mencari kebenaran. Ia menemukan bahwa itu adalah fitnah yang telah dirancang. Lelaki yang melaporkan istrinya berzina tersebut, tewas beberapa hari setelahnya.
Setelah Safiatuddin berhasil menguak kebenaran, ia menyampaikannya kepada Tuha Peuet Kesultanan dan seluruh menteri, maka suaminya yang merupakan anak Putri Pahang, Iskandar Tsani, dimakzulkan. Safiatuddin menemukan bahwa Putri Pahang di balik konspirasi itu kerjasama dengan Nuruddin. Karena peristiwa itulah makam Putri Pahang tidak diketahui sampai sekarang, dan Nuruddin melarikan diri ke negeri asalnya, Ranir, India setelah kalah debat dengan seorang murid Hamzah Fansuri. Lalu, Safiatuddin memasang batu nisan selayaknya keluarga kesultanan di makam Meurah Pupok.
Sumber: Po Cut Salma, cicit Tun Sri Lanang dan orang tua turunan pembesar Kesultanan Aceh Darussalam lainnya.
Haaaaa
Kinan cara nrupeugah urg aceh asli gayo.
Meubasa aceh hanjeud.
Neujak beut lom hy pak.
Hilangnya sejarah Aceh sebenarnya,ketika Belanda membawa Prindavan ke Aceh dan beranak pinak, sehingga cucu dan cicit Prindavan saat ini yang mengaku sebagai orand Acej asli....aneh memang tapi itulah nyata
Ответитьالسلام عليكم....
Saya mau nanyak,,,,
Apakah ada gelar "YAKEH" dalam sejarah aceh?
Atau gmn,,,
Krn sy pernah dengar org2 dulu namanya ada yAKEH dblakang,,
Contoh : Ibrahim Yakeh,,,
Mohon pencerahannya,,,
Not. yg ditanya YAKEH BUKAN PAKEH.
Kami di Tapsel/Madina juga memiliki gelar MARAH, apakah kami masih ada hubungan dengan Aceh ??
ОтветитьAnak raja linge bernama meurah johansyah meurah silu meurah mege
ОтветитьSallam dari tanoh gayo
ОтветитьGayo tetap peradaban manusia pertama di aceh.
Ответить