Situs yang terletak di Kabupaten Pasuruan ini dikaitkan dengan Raja Kṛtanagara, raja terakhir kerajaan Singhasari.
Situs ini bernama Candi Jawi.
Candi Jawi didirikan oleh Raja Kěrtanagara yang beragama Saiwa-Buddha.
Dalam Kakawin Nāgarakěrtāgama pupuh 55-56 disebutkan bahwa pada zaman Majapahit, Candi Jawi pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam rangkaian perjalanan ke Lumajang tahun 1359.
Saat itu Candi Jawi telah menjadi candi pendharmaan dari Raja Krtanagara (Pigeaud, 1960: 63-64).
Candi Jawi merupakan sudharmmahaji (candi kerajaan/candi negara) yang berarti merupakan candi di bawah pengawasan Dharmajaksa.
Riwayat Penanganan
Berdasarkan temuan fragmen batu yang bertuliskan angka tahun 1254 Saka (1332 Masehi), kemungkinan Candi Jawi pernah diperbaiki pada tahun 1332 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
Candi Jawi ditemukan kembali sekitar tahun 1850 dan laporan pertama berasal ndari J.F.G. Brumund pada tahun 1934 yang menjelaskan bahwa adanya legenda tentang putri Majapahit yang sering datang ke Candi Jawi.
Pada tahun 1938-1941 dinas kepurbakalaan Hindia Belanda Oudheidkundige Dienst (OD) melakukan penelitian terhadap Candi Jawi yang pada saat ditemukan dalam keadaan rusak dan banyak unsur-unsur candi yang hilang.
Untuk menyelamatkan bangunan ini, maka dilakukan pemugaran pada tahun 1938. Pekerjaan ini berhasil memugar kaki candi dan mengupas halaman candi serta menyusun beberapa bagian candi dalam bentuk susunan percobaan.
Namun mengingat beberapa bagian candi banyak yang tidak lengkap (hilang), maka pemugaran dihentikan.
Selain pemugaran pada tahun 1938, dilakukan juga penelitian yang berhasil membuka candi beserta teras yang ada di depannya.
Berdasarkan hasil penggalian diketahui bahwa bangunan itu didirikan di atas batur yang ditinggikan dan batur itu dikelilingi oleh sebuah parit.
Pada parit sisi timur ditemukan struktur bata yang diperkirakan merupakan tiang jembatan.
Selain itu, dalam penggalian tersebut ditemukan sejumlah arca yang rusak, yaitu Arca Siwa, Nandiswara, Durga, Ardhanari, Brahma, Ganesa dan Nandi.
Ditemukan juga empat lingga kecil yang berfungsi sebagai batas halaman candi, beberapa yoni, satu batu bata yang digores huruf, satu pedupaan dari batu dan sejumlah pecahan-pecahan keramik dan gerabah yang antara lain merupakan bagian-bagian dari cangkir terakota yang dihiasi dengan kaca putih atau kulit tiram.
Usaha pemugaran baru dilanjutkan kembali pada tahun 1975 – 1979/1980 oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala melalui Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.
Selama pemugaran itu juga dilakukan pencarian batu-batu candi yang hilang sehingga semua dapat ditemukan kembali.
Pada tahun 1980 seluruh pemugaran Candi Jawi dapat diselesaikan.
Dilangsir dari :
http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015100401007/candi-jawi
Тэги:
#Candi_Terbesar_Ketiga_Setelah_Candi_Borobudur_Terpendam_6_Meter_-_Penemuan_Masa_Kuno